Countdown
Di suatu sudut kehidupan yang tidak pernah mereka duga, dua jiwa yang sebelumnya asing dipertemukan. Bukan karena kebetulan, tapi oleh benang takdir yang dijalin dengan penuh kesabaran oleh waktu dan kehendak Tuhan. Mereka menjalani hidup masing-masing dengan alur yang berbeda, tanpa menyadari bahwa setiap langkah yang diambil, setiap keputusan yang dibuat, membawa mereka semakin dekat satu sama lain.
Dia, seorang pria yang tegar dan berpegang teguh pada prinsip hidupnya. Baginya, tanggung jawab dan kerja keras adalah segalanya. Dalam kesibukan hari-harinya, tersimpan diam-diam sebuah kerinduan—sebuah harapan untuk menemukan seseorang yang bisa berbagi perjalanan hidup, seseorang yang bisa menjadi tempat pulang di tengah hiruk pikuk dunia. Sementara itu, di sisi lain, dia adalah wanita yang mandiri, dengan kekuatan batin yang terpancar dari setiap langkahnya. Kehidupan mengajarkannya arti keteguhan, tapi di balik ketegarannya, ada harapan yang tersembunyi—kerinduan akan cinta yang lebih dari sekadar kata-kata, lebih dari sekadar kehadiran.
Tahun demi tahun berlalu, hidup mereka berjalan sejajar, mungkin pernah berpapasan tanpa saling menyadari. Mereka berada di tempat yang sama, pada waktu yang sama, tapi waktu belum mengizinkan mereka untuk bersatu. Tuhan dengan kebijaksanaannya, tahu bahwa pertemuan yang sempurna hanya terjadi ketika hati sudah siap untuk saling menerima, ketika mereka sudah cukup dewasa untuk memahami arti sebenarnya dari cinta.
Hingga suatu hari yang tampak biasa, segalanya berubah. Di tempat yang tak terduga, mereka bertemu untuk pertama kalinya. Pertemuan itu bukanlah sesuatu yang spektakuler—tidak ada gemuruh petir atau sorotan lampu yang dramatis—hanya percakapan sederhana. Namun dalam kesederhanaan itu, ada kehangatan yang sulit dijelaskan. Ada sesuatu yang berbeda, seolah-olah hati mereka sudah saling mengenal jauh sebelum kata-kata pertama diucapkan.
Seiring berjalannya waktu, hubungan mereka tumbuh secara alami. Tidak ada paksaan, tidak ada tekanan. Seperti air yang mengalir, mereka mengikuti alur yang Tuhan berikan. Setiap pertemuan, setiap perbincangan, semakin memperjelas bahwa mereka tidak hanya sekadar dipertemukan oleh kebetulan. Ada tangan tak terlihat yang memandu mereka, mempertemukan dua hati yang selama ini mencari, meski tanpa mereka sadari.
Waktu terus berjalan, dan cinta mereka semakin kuat. Mereka menyadari bahwa Tuhanlah yang telah mempersatukan mereka di saat yang paling tepat. Bukan karena mereka sempurna, tapi karena mereka saling melengkapi. Mereka belajar bahwa cinta sejati bukan tentang menemukan seseorang yang sempurna, melainkan menemukan seseorang yang membuat kita ingin menjadi lebih baik setiap harinya.
Dalam setiap tawa dan air mata yang mereka bagi, mereka mengerti bahwa cinta yang dipersatukan oleh Tuhan akan selalu bertahan, apapun rintangan yang dihadapi. Karena ketika waktu dan Tuhan yang mempersatukan, tidak ada yang bisa memisahkan.
Tidak tertera waktu dan tempat secara eksplisit tapi cukup mewakili kisah kita. Biarkan waktu dan cara kita mengenal satu sama lain itu hanya kita dan tuhan yang tahu.