Ciee…
Kalau kisah ini diangkat jadi FTV, judulnya pasti “Tersesat Menuju Kamu”. Kenapa? Karena begitulah awal pertemuan kami dimulai.
Tahun 2017, saat Pengenalan Kehidupan Kampus—yang dulu kita kenal sebagai MOS—aku, mahasiswi rantau yang masih bingung dan kikuk, tersesat mencari lokasi kegiatan. Pesanku di grup Line lama tak digubris, hingga akhirnya muncul satu pria yang dengan sabar menunjukkan arahnya padaku.
Singkat cerita, ternyata kami sekelas. Dan sejak hari itu, perkenalan yang awalnya cuma sekadar tanya arah, perlahan berubah jadi cerita panjang yang terus berlanjut.
“And there’s nothing like doing nothing with you…”
Nggak ada yang lebih menyenangkan selain melakukan hal-hal sederhana… bareng kamu.
Seperti tertawa saat helm kita nggak sengaja beradu.
Menikmati ikan bakar Ajo dengan lahap.
Atau saat kita saling melempar candaan receh yang cuma kita berdua yang paham.
“We’ll play Nintendo though I always lose
‘Cause you watch the TV while I’m watching you
There’s not many people I’d honestly say
I don’t mind losing to…”
Dia selalu ngalah supaya aku menang.
Sesederhana itu.
Saat ada masalah pun, dia selalu berusaha melihat dari sudut pandangku.
Rasanya tenang. Dari situ kami belajar, saling memahami itu bukan soal siapa yang benar, tapi siapa yang mau mendengarkan.
Itulah kenapa, hampir 8 tahun bersama, kami jarang sekali bertengkar.
“Dumb conversations, we lose track of time…”
Ini bagian favoritku—ngobrol hal-hal nggak penting bareng kamu.
Pernah satu kali aku diam sepanjang jalan, dan kamu malah ketiduran.
Katamu, suaraku udah jadi bagian dari harimu.
Tanpa itu, sepi rasanya.
“We’re not making out on a boat in the rain
Or in a house I painted blue
But there’s nothing like doing nothing with you…”
Nggak, kita bukan pasangan romantis kayak di film.
Nggak ada adegan menari di tengah hujan, atau tinggal di rumah yang bak istana.
Tapi kita punya versi kita sendiri—cukup jadi diri kita apa adanya.
Nggak ngapa-ngapain pun, asal bareng kamu, rasanya udah cukup.
Setelah kamu melamarku secara sederhana di tanggal 5 Mei 2024, keluarga kita bertemu dan mulai menyusun rencana pernikahan. Waktu rasanya cepat sekali berlalu… dan 13 Juni 2025 akan jadi hari di mana kita memulai babak baru; menikah.
Kita sadar, pernikahan nggak selalu seindah bayangan. Akan ada suka dan duka, tawa dan air mata. Tapi kita siap. Karena selama kita saling punya, segalanya bisa kita hadapi bersama.
“Have I told you lately I’m grateful you’re mine?”
Dari milyaran manusia di dunia ini, aku ketemunya kamu, dan aku bersyukur banget untuk itu.
Aku mau kita jadi kayak pasangan dalam film The Notebook yang diceritain Bruno Major dalam lagunya.
Menua bersama, dan saat saatnya tiba, berpulang dengan tangan saling menggenggam.
And there’s nothing like doing nothing with you
No, there’s nothing like doing nothing with you…”